Tulungagung, Pantau - Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang diperuntukan bagi siswa miskin rupanya dalam penerapan dan pelaksanaan pembagiannya masih rawan penyelewengan. Kejadian ini terjadi di MI Bustanuth Tholibin Desa Sumberdadap Kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulungagung.
Dari keterangan narasumber yang tidak mau disebutkan namanya, bahwa BSM di MI Bustanuth Tholibin Sumberdadap tidak diterimakan ke siswa yang berhak tetapi di tabung. Diduga hal ini adalah permainan dari Kepala Madrasah MI Bustanuth Tholibin.
Mengenai BSM, Kepala Madrasah MI Bustanuth Tholibin Agus Sulistiyono, M.Pdi menjelaskan hal ini dilakukan atas petunjuk dari pengelola BSM Kabupaten Tulungagung yaitu Kasi Penma Arifin. Siswa yang menerima BSM diberi buku tabungan dan bilamana membutuhkan akan di koordinasikan dengan wali murid, Agus juga menjelaskan yang menyimpan uang BSM tersebut adalah salah satu guru.
Setelah adanya konfirmasi dari beberapa wartawan, Agus mengadakan rapat mendadak, dalam rapat tersebut Agus terkesan mengintimidasi guru-guru. Agus mengatakan, dirinya dekat dengan Damanhuri Kepala Kemenag Kabupaten Tulungagung, dan para pejabat pemegang kebijakan di Kemenag. Bahkan saat rapat tersebut Agus mengatakan, “kalau saya mau menang sendiri saya menang-menangan dalam artian tidak mau menerima masukan-masukan dari Yayasan sebagai atasan dan sesepuh, saya hanya mengandalkan nafsu saya, hanya membela diri, saya bisa itu kemudian saya rekom bahwa yayasan ini adalah yayasan yang tidak mau bekerjasama dengan Kemenag. Lebih sepesifik seumpama saya tidak suka dengan Pak H. Muhaimin saya rekomkan Pak Haji sebagai PNS tiba-tiba ada pemindahan, bisa” kata Agus. Apa maksud dan tujuan dari semua perkataan Agus sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Atau mungkin hanya untuk menunjukan kapasitas untuk menakuti guru-guru di MI Bustanuth Tholibin.
Sementara itu Kasi Penma Kemenag Kabupaten Tulungagung Moh. Arifin saat di konfirmasi menjelaskan kalau dirinya hanya memberi wawasan, “Yang penting uang BSM itu tidak masuk ke saya, ke pengawas atau ke kepala madrasah, dan jangan mempersulit untuk pengambilan BSM karena itu semua untuk keprluan pendidikan siswa,” jelas Arifin.
Lebih lanjut Arifin akan memberi surat edaran ke seluruh Lembaga Pendidikan di bawah naungan Penma untuk kedepannya penerimaan BSM harus diberikan langsung kepada yang berhak menerima tanpa perlu ditabung. Supaya kejadian di MI Bustanuth Tholibin tidak terjadi di Lembaga pendidikan yang lain. Arifin juga menjelaskan ini akan menjadi catatan dan peringatan kepada Agus Sulistiyono Kepala Madrasah MI Bustanuth Tholibin Pucanglaban. (tim)
Dari keterangan narasumber yang tidak mau disebutkan namanya, bahwa BSM di MI Bustanuth Tholibin Sumberdadap tidak diterimakan ke siswa yang berhak tetapi di tabung. Diduga hal ini adalah permainan dari Kepala Madrasah MI Bustanuth Tholibin.
Mengenai BSM, Kepala Madrasah MI Bustanuth Tholibin Agus Sulistiyono, M.Pdi menjelaskan hal ini dilakukan atas petunjuk dari pengelola BSM Kabupaten Tulungagung yaitu Kasi Penma Arifin. Siswa yang menerima BSM diberi buku tabungan dan bilamana membutuhkan akan di koordinasikan dengan wali murid, Agus juga menjelaskan yang menyimpan uang BSM tersebut adalah salah satu guru.
Setelah adanya konfirmasi dari beberapa wartawan, Agus mengadakan rapat mendadak, dalam rapat tersebut Agus terkesan mengintimidasi guru-guru. Agus mengatakan, dirinya dekat dengan Damanhuri Kepala Kemenag Kabupaten Tulungagung, dan para pejabat pemegang kebijakan di Kemenag. Bahkan saat rapat tersebut Agus mengatakan, “kalau saya mau menang sendiri saya menang-menangan dalam artian tidak mau menerima masukan-masukan dari Yayasan sebagai atasan dan sesepuh, saya hanya mengandalkan nafsu saya, hanya membela diri, saya bisa itu kemudian saya rekom bahwa yayasan ini adalah yayasan yang tidak mau bekerjasama dengan Kemenag. Lebih sepesifik seumpama saya tidak suka dengan Pak H. Muhaimin saya rekomkan Pak Haji sebagai PNS tiba-tiba ada pemindahan, bisa” kata Agus. Apa maksud dan tujuan dari semua perkataan Agus sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Atau mungkin hanya untuk menunjukan kapasitas untuk menakuti guru-guru di MI Bustanuth Tholibin.
Sementara itu Kasi Penma Kemenag Kabupaten Tulungagung Moh. Arifin saat di konfirmasi menjelaskan kalau dirinya hanya memberi wawasan, “Yang penting uang BSM itu tidak masuk ke saya, ke pengawas atau ke kepala madrasah, dan jangan mempersulit untuk pengambilan BSM karena itu semua untuk keprluan pendidikan siswa,” jelas Arifin.
Lebih lanjut Arifin akan memberi surat edaran ke seluruh Lembaga Pendidikan di bawah naungan Penma untuk kedepannya penerimaan BSM harus diberikan langsung kepada yang berhak menerima tanpa perlu ditabung. Supaya kejadian di MI Bustanuth Tholibin tidak terjadi di Lembaga pendidikan yang lain. Arifin juga menjelaskan ini akan menjadi catatan dan peringatan kepada Agus Sulistiyono Kepala Madrasah MI Bustanuth Tholibin Pucanglaban. (tim)
0 komentar:
Posting Komentar