Home » » Program Swakelola Pembangunan SMAN 1 Tulungagung diduga Sarat Dengan KKN

Program Swakelola Pembangunan SMAN 1 Tulungagung diduga Sarat Dengan KKN

Mardjaji Kabid Dikmen
Tulungagung, Pantau - Pembangunan Unit Seko lah Baru SMAN 1 TULUNGAGUNG yang didanai oleh Pemerintah Pusat melalui dana APBN Tahun 2013 sebesar kurang lebih 1,4M yang pengerjaannya di Swakelolakan, dengan rincian 3 Ruang Kelas Baru, 3 MCK, Laboratorium, Kantor dan Ruang Guru serta Instalasi Listrik dan Air. Tetapi saat di telusuri wartawan Koran ini semua terkesan kurang transparan dan saling melempar tanggung jawab terkait pengerjaan pembangunan gedung baru tersebut. Saat Kepala Dinas  hendak dikonfirmasi ternyata diarahkan ke Sekretaris, Bambang selaku sekretaris tidak berani memberikan statement dan mengarahkan ke Kabid Dikmen.

Dari hasil wawancara dengan Mardjaji saat itu masih menjabat Kabid Dikmen Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung mengatakan kalau semua dari Pusat mulai dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen  (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), disini  (Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung) hanya mendampingi, jadi semua dari Dirjen langsung ke Panitia Pelaksana yaitu Kepala sekolah SMAN 1 Boyolangu Drs. H. Gatot Umanhadi M.Pd.

Pembangunan SMAN 1 T.Agung Tanpa Papan Informasi Anggaran
Perpustakaan SMAN 1 T. Agung Tanpa Papan Nama CV
Sedangkan dalam investigasi kelokasi terlihat pembangunan yang sudah berjalan kurang lebih 50% ini masih belum di pasang papan nama berapa anggaran Negara yang telah di turunkan untuk pembangunan tersebut, hanya ada satu papan nama yang menjelaskan mengenai anggaran pengurukan tanah yang diambilkan dari APBD. Gandi salah satu pemborong yang saat itu ditemui di lokasi menjelaskan bahwa swakelola tersebut job dari salah satu saudara Bupati yang bernama Darmono, dan Gandi di sana hanya membantu dia. Sesuai keterangan Gandi bahwa program swakelola itu dikerjakan oleh Darmono atas petunjuk dari Bupati. Dan ketika tim meminta soft drawing, Gandi mengarahkan untuk menemui dan meminta kepada Edi Direktur CV  Ercon selaku Konsultan Pembantu Tehnik pembangunan SMAN 1 Tulungagung.

Edi Ercon Pembantu Tehnik SMAN 1 T.Agung
Ketika Edi ditemui di kantornya menyatakan bahwa dia tidak berani memberikan soft drawing dengan alasan bahwa sudah diberikan kepada dinas pendidikan dan langsung disuruh untuk meminta kepada Gandi selaku pelaksana dilapangan, Edi mengaku mempunyai arsipnya tetapi dia tetap tidak berani memberikan dikarenakan menganggap kinerjanya sudah selesai sesuai kontrak kerjanya dan hasilnya sudah diberikan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung.

Darmono, pria yang berpostur sedang dengan kulit sawo matang tersebut saat di temui juga menjelaskan bahwa dia ditunjuk langsung oleh bupati untuk mengawasi pembangunan SMAN 1 Tulungagung. Pengawas seperti apa ia juga masih belum paham, yang intinya ia hanya menjalankan tugas yang telah diberikan oleh Bupati, padahal disini Darmono hanya mempunyai kapasitas sebagai saudara Bupati. Apa karena saudara, Bupati se-enaknya saja menunjuk orang yang yang tidak memiliki potensi di bidang pembangunan dan kapasitas di bidang pemerintahan. Itu semua sangat jelas di sampaikan oleh Darmono saat di hubungi via telepon genggam, disitu ia menjelaskan, “Saya tidak memiliki potensi apa-apa dan tidak mengerti tentang masalah spek bangunan sebab saya sekolah SD saja tidak tamat,” ujarnya. Tetapi Darmono tetap berani melaksanakan tugas pengawasan karena di tunjuk dan diberikan mandat langsung oleh Bupati.

Disini sudah sangat jelas terlihat bahwa sudah terjadi perbuatan yang mengarah pada tindak KKN, seharusnya Bupati bisa menunjuk orang yang memiliki potensi di bidang tehnik bangunanan sehingga apa yang diharapkan bisa tercapai, dan tidak asal-asalan menunjuk orang saja. Apa karena masih ada hubungan kekerabatan dan karena jabatan yang disandang sekarang, Bupati bisa sewenang-wenang menunjuk dan mempercayakan pengawasan gedung sekolah yang memiliki nilai 1,4 Milyar ini kepada saudaranya yang tidak memiliki potensi apapun?

Dari hasil penelusuran, Tim belum bisa menemui Bupati untuk meminta keterangan yang lebih lanjut. Tim berharap bisa secepatnya menemui Bupati, sehingga pembangunan SMAN 1 Tulungagung yang akan dijadikan ICON SMA di Kabupaten Tulungagung tidak menjadi pembicaraan negatif di kalangan masyarakat Tulungagung seperti sekarang ini. (id/ad)



0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Pengikut