Home » » Dahlan Iskan Resmikan Program Integrasi Agribisnis Abadi

Dahlan Iskan Resmikan Program Integrasi Agribisnis Abadi

Tulungagung Pantau Ada yang berbeda di Lapangan Desa Bangunjaya Kecamatan Pakel pada hari Senin 27 Januari 2014, hal ini disebabkan karena kedatangan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Dahlan Iskan meresmikan uji coba program Integrasi Agribisnis Abadi dalam rangka diversifikasi usaha guna mewujudkan swasembada beras Nasional.
Dalam sambutanya, Bu-
pati Syahri Mulyo, SE mengatakan sebanyak 60 persen penduduk di Kabupaten Tulungagung petani. Pemerintah daerah akan terus mendorong petani untuk meningkatkan produk-
tifitas padi. Diantaranya dengan membangun jalan menuju lahan pertanian, mengatur irigasi dan sekolah lapang terpadu. “Mes-
kipun masih ada keku-
rangan. Kebutuhan beras di Tulungagung melebihi target tahun 2013,” jelas Syahri.  Pemkab sudah meng-
anggarkan sekitar Rp 500 juta untuk bidang pertanian, anggaran itu belum termasuk dari  pemerintah propinsi maupun pusat. “Selain itu Pemerintah Daerah akan membantu dalam sarana dan prasarana pertanian,” lanjut Syahri.   
Sementara itu, Dahlan Iskan berkomitmen mendukung penuh segala upaya pemerintah dalam menciptakan swasembada beras nasional, dan menghentikan seluruh aktivitas impor bahan pokok makanan tersebut dari luar negeri.     “Meski ini wilayah Kementrian Pertanian, kami dari Kementrian BUMN berkomitmen untuk membantu usaha baik pemerintah tersebut melalui BUMN maupun perusahaan umum milik negara yang berkompeten dengan isu ini,” ujar Dahlan Iskan.
Dalam kesempatan ter-
sebut, Dahlan bersama jajaran Dirut BUMN dan Bupati Tulungagung Sahri Mulyo sempat melakukan penanaman simbolis bibit padi dalam ujicoba “Program Integrasi Agribisnis Abadi” di Desa Bangun Ja-
ya, Kecamatan Pakel.     Dah-
lan yang tampil  dengan mengenakan celana klor petani warna hitam (“cela-
na bumbung”), sempat beberapa kali melontarkan seloroh yang mengundang gelak tawa para tamu dan petani di sekitarnya.
Dahlan juga mempertahankan celana bumbungnya tersebut tetap dipakai saat sesi acara dialog dengan puluhan kelompok tani, tak jauh dari lokasi penanaman bibit padi.     Tidak tanggung-tanggung, selain menghadirkan sejumlah petinggi Bulog di Jatim, Dahlan juga menyertakan jajaran direktur lima lembaga BUMN yang mengurusi pupuk dan tergabung dalam Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC).     Isu penyediaan pupuk bersubsidi (organik maupun anorganik) serta benih padi menjadi prioritas Dahlan Iskan melalui kementrian yang dipimpinnya untuk terus mendorong peningkatan produksi padi secara nasional.
Melalui program gerakan peningkatan produktivitas pangan berbasis korporasi (GP3K), kata Dahlan, petani diberi stimulan un-
tuk mendapat fasilitas pupuk bersubsidi serta bantuan benih yang akan dibayar setelah panen (yarnen).     “Kita semua harusnya malu menjadi negara agraris tetapi selama ini masih saja mengimpor beras dari Thailand,” cetusnya.     Selain menggerakkan "gerbong" perusahaan pupuk di bawah Kementrian BUMN, Dahlan menyampaikan ju-
ga terus mendorong optima-
lisasi peran Perum Bulog.     Pada tahun awal kepem-
pinannya di Kementrian BUMN tahun 2012, Dahlan mengklaim telah berhasil melecut Bulog untuk penyediaan beras nasional hingga mendekati angka 2,1 juta ton per tahun atau sedikit di bawah target swasembada beras.     Namun pada tahun berikutnya (2013), Dahlan menyebut swasembada beras berhasil dicapai berkat kemampuan Bulog dalam melakukan pengadaan ketersediaan beras hingga 2,5 juta ton lebih per tahun.
Kementerian BUMN mewajibkan Perum Bulog melakukan pengadaan beras secara besar-besaran dengan menyerap semaksimal mungkin hasil produksi petani lokal, termasuk pada tahun 2014 ini maupun di tahun-tahun selan
jutnya.      “Kami berharap ta-
hun ini prestasi ini bisa dipertahankan, bahkan ka-
lau perlu ditingkatkan. Bi-
ar negara yang selama ini mengekspor beras ke Indonesia kecele,” selorohnya disambut tepuk tangan ratusan undangan yang hadir dalam acara peresmian tersebut.     Dahlan Iskan me-
nambahkan, dalam program gerakan peningkatan produktivitas pangan berbasis korporasi tersebut pihaknya juga membentuk brigade anti hama yang dikendalikan langsung oleh masing-masing perusahaan pupuk.
Selain mempertahankan kemampuan swasembada beras, Kementrian Pertanian RI tahun ini mematok target surplus beras sebesar 10 juta ton hingga akhir 2014.     Optimisme ini
mengacu pada kebutuhan beras untuk konsumsi rata-rata masyarakat Indonesia yang mencapai 33 juta ton per tahun, sementara produktivitas padi/beras per
tahun lebih dari 34 juta ton.     Target surplus 10 juta
ton pada akhir 2014 tersebut, menurut Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan, adalah kondisi maksimal yang ingin dicapai pemerintah, mengacu kondisi Bulog saat ini yang justru kewalahan dengan cadangan berasnya di gudang-gudang yang melimpah. (idjo)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Pengikut