Kediri, Pantau - Menurunnya debit lahar hujan Kelud yang melintas di Sungai Dam Mangli, Puncu, Kediri membuat aktivitas warga desa lancar. Para warga tetap nekat melintas meski lahar dingin sewaktu waktu masih mengancam.
Sekitar pukul 15.00 WIB, lahar hujan di Sungai Dam Mangli terpantau masih terus mengalir namun debitnya sangat kecil dan tidak sederas Selasa sore. Dengan menggunakan sepeda motor warga melintasi sungai dam.
Tak hanya warga, mobil bantuan truk maupun pikap yang akan memberikan bantuan ke Desa Puncu dan Desa Laharpang melintasi aliran lahar hujan di sungai yang mempunyai lebar sekitar 10 meter.
Selain itu, para relawan bencana maupun para donatur menyempatkan foto di atas jembatan sungai dam Mangli. “Buat kenang-kenangan mas meski agak grogi,” ujar Burhan warga Madiun yang usai memberikan bantuan.
Sedangkan warga desa sekitar hanya melihat dari atas jembatan sungai dam. Menurut Wagirun (60) warga Desa Puncu, aliran lahar hujan Gunung Kelud yang turun sejak Selasa sore (18/2) tidak terlalu besar dibandingkan 3 letusan pada tahun 1951, 1966 dan 1990.
“Nek sak niki lahar'e alit. Sing parah justru udan watune bledosan sing sak niki. Nek lahar'e agengan sing tahun 1990 (Kalau sekarang laharnya sedikit. Yang parah justru hujan batunya. Kalau laharnya, masih lebih besar tahun 1990) ,” katanya (dir)
Sekitar pukul 15.00 WIB, lahar hujan di Sungai Dam Mangli terpantau masih terus mengalir namun debitnya sangat kecil dan tidak sederas Selasa sore. Dengan menggunakan sepeda motor warga melintasi sungai dam.
Tak hanya warga, mobil bantuan truk maupun pikap yang akan memberikan bantuan ke Desa Puncu dan Desa Laharpang melintasi aliran lahar hujan di sungai yang mempunyai lebar sekitar 10 meter.
Selain itu, para relawan bencana maupun para donatur menyempatkan foto di atas jembatan sungai dam Mangli. “Buat kenang-kenangan mas meski agak grogi,” ujar Burhan warga Madiun yang usai memberikan bantuan.
Sisa-sisa Kedahsyatan Lahar Hujan |
“Nek sak niki lahar'e alit. Sing parah justru udan watune bledosan sing sak niki. Nek lahar'e agengan sing tahun 1990 (Kalau sekarang laharnya sedikit. Yang parah justru hujan batunya. Kalau laharnya, masih lebih besar tahun 1990) ,” katanya (dir)
0 komentar:
Posting Komentar